Idrus Tintin - Seniman Riau.
Idrus Tintin lahir di RENGAT (Kampungku juga..^^), Indragiri Hulu pada tanggal 10 November 1932. Seperti yang kita ketahui, hari itu bertepatan dengan Hari Pahlawan. Beliau sejak remaja telah berkecimpung dalam dunia kesenian. Kita mungkin jarang mendengar bahwa Idrus Tintin juga memiliki pengalaman di bidang politik pada saat menjadi ketua perkumpulan-perkumpulan pemuda di Rengat dahulu. Tapi, informasi detail tersebut dapat kawan-kawan baca pada biografi beliau sehingga saya tidak mengingat-ngingat apa yang teringat yang kemudian mengundang terjadinya kerancuan.. hehe :D
Idrus Tintin kecil dipanggil dengan nama Derus.Ibunya bernama Tiamah dan ayahnya Tintin. Dalam tulisannya ini mungkin saya tidak akan banyak membahas tentang bagaimana perjalana beliau. Tapi, lebih kepada menyampaikan ulang (repost) karya-karya sastra beliau yang telah termaktub dalam buku-buku puisi pilihan.
Berikut ini adalah beberapa karya yang akan saya muat ulang.
1. Hidup kian Menarik
Segala geramku mengangkat lagu meniup sangkakala membunyikan rebana
Dalam harapku menghunjam
aku mendengar bahasa yang tak ku kenal
Mengendap-endap rerahasia yang makin hitam
dan aku mendengar suaranya
yang juga legam
Lihatlah warna suaraku
wajah yang penuh balur-balur
wajah para pemimpi
pemakan mimpi
yang serak
Segala geramku mengankat lagu
meniup sangkakala membunyikan rebana
seketika berdebar
seketika
Lihatlah harapan membungkuk
terbata-bata
berselubung ,mimpi-mimpi
tak kukenal lagi wajah itu
Seketika segala cemas mengangkat lagu
Seketika segala geramku pecah
Seketika segala rerahasia ungkai
seketika
Hidup kian menarik, ,memang
2. Dimensi
Banjir
o,
air
Kemarau
e,
air
Derita
o,
airmata
mengapa
t
a
k
m
e
n
g
a
l
i
r
!
3. Sahabat
Dari perca
kubangun sebuah persahabatan
lama
lebih lama dari layaknya orang bersahabat
dibuhul mufakat saling mengerti
benar-benar bersahabat
pada titik
atau koma
Kamipun membuat lukisan bersama
sebagai pernyataan
wajah kami
wajah perca
hari dan waktu bertimpa
lukisan guram kehidupan
selesai juga
Tapi wajah itu ke mana arahnya?
Tak tentu letak
Saling tak bersua wajah kita
Asyik mencari kita jadinya
terus mencari kerinduan-kerinduan kita
yang makin panjang
Hmm.. Mungkin cukup tiga karya yang saya ambil secara acak ini.
Selamat bertafsir.. :)
Idrus Tintin lahir di RENGAT (Kampungku juga..^^), Indragiri Hulu pada tanggal 10 November 1932. Seperti yang kita ketahui, hari itu bertepatan dengan Hari Pahlawan. Beliau sejak remaja telah berkecimpung dalam dunia kesenian. Kita mungkin jarang mendengar bahwa Idrus Tintin juga memiliki pengalaman di bidang politik pada saat menjadi ketua perkumpulan-perkumpulan pemuda di Rengat dahulu. Tapi, informasi detail tersebut dapat kawan-kawan baca pada biografi beliau sehingga saya tidak mengingat-ngingat apa yang teringat yang kemudian mengundang terjadinya kerancuan.. hehe :D
Idrus Tintin kecil dipanggil dengan nama Derus.Ibunya bernama Tiamah dan ayahnya Tintin. Dalam tulisannya ini mungkin saya tidak akan banyak membahas tentang bagaimana perjalana beliau. Tapi, lebih kepada menyampaikan ulang (repost) karya-karya sastra beliau yang telah termaktub dalam buku-buku puisi pilihan.
Berikut ini adalah beberapa karya yang akan saya muat ulang.
1. Hidup kian Menarik
Segala geramku mengangkat lagu meniup sangkakala membunyikan rebana
Dalam harapku menghunjam
aku mendengar bahasa yang tak ku kenal
Mengendap-endap rerahasia yang makin hitam
dan aku mendengar suaranya
yang juga legam
Lihatlah warna suaraku
wajah yang penuh balur-balur
wajah para pemimpi
pemakan mimpi
yang serak
Segala geramku mengankat lagu
meniup sangkakala membunyikan rebana
seketika berdebar
seketika
Lihatlah harapan membungkuk
terbata-bata
berselubung ,mimpi-mimpi
tak kukenal lagi wajah itu
Seketika segala cemas mengangkat lagu
Seketika segala geramku pecah
Seketika segala rerahasia ungkai
seketika
Hidup kian menarik, ,memang
2. Dimensi
Banjir
o,
air
Kemarau
e,
air
Derita
o,
airmata
mengapa
t
a
k
m
e
n
g
a
l
i
r
!
3. Sahabat
Dari perca
kubangun sebuah persahabatan
lama
lebih lama dari layaknya orang bersahabat
dibuhul mufakat saling mengerti
benar-benar bersahabat
pada titik
atau koma
Kamipun membuat lukisan bersama
sebagai pernyataan
wajah kami
wajah perca
hari dan waktu bertimpa
lukisan guram kehidupan
selesai juga
Tapi wajah itu ke mana arahnya?
Tak tentu letak
Saling tak bersua wajah kita
Asyik mencari kita jadinya
terus mencari kerinduan-kerinduan kita
yang makin panjang
Hmm.. Mungkin cukup tiga karya yang saya ambil secara acak ini.
Selamat bertafsir.. :)
Sumber tulisan diambil dari :
1. Idrus Tintin. Seniman dari Riau. Kumpulan puisi dan telaah. Terbitan Riau Pos Grafindo 1996
2. Biografi Seniman Pemangku Negeri. Idrus Tintin "Istana Selesai Raja pun Wafat". Penulis : Alang Rizal. Terbitan Gurindam Press 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar